Banyak Tugas Dalam Pembelajaran Daring,Apakah Efektif Untuk Anak ?

Ditulis oleh : Azlea Pinada N.P

Sudah hampir setahun siswa khususnya di Indonesia belajar dirumah karena pandemi yang belum juga berakhir.Pembelajaran dirumah berbeda saat pembelajaran di sekolah,jika biasanya guru dan murid  bertemu dalam sebuah kelas maka tidak dengan saat pembelajaran dirumah , guru bisa bertemu dengan muridnya melalui video conference ,terkadang ada guru yang hanya memberi tugas dengan minimnya penjelasan dan waktu tenggatnya yang singkat.

  Guru dengan minimnya penjelasan kadang membuat siswa sulit mengerti pelajaran ditambah lagi dengan waktu tenggatnya yang singkat.Salah satu contoh terdapat di salah satu kota besar di Indonesia , Seorang anak diberi tugas oleh gurunya membuat sebuah film pendek ia diberi tenggat dalam waktu yang singkat yaitu 2 hari saja dan video tersebut harus di upload di Instagram dan harus mendapatkan minimal 200 like.Itu baru merupakan salah satu dari cerita siswa yang ditampung oleh KPAI masih banyak lagi cerita lainnya.Tetapi ada juga faktor lainnya seperti faktor anak itu sendiri.

  Didalam kondisi seperti ini guru,murid,orang tua harus bisa bekerja sama satu sama lain.Terkadang banyak faktor anak tidak mengikuti pembelajaran daring ,faktor internal maupun eksternal.Mungkin saja anak mengalami susah jaringan sehingga si anak sulit terhubung dengan pembelajaran online atau kondisi ekonomi keluarga karena harga kuota yang mahal apalagi jika satu keluarga memiliki beberapa anak kondisi ini membuat orang tua mempunyai beban baru selain SPP sekolah yang tidak dikurangi dalam masa pandemi.Atau memang anak yang bermasalah pada dirinya sendiri seperti misalnya kecanduan main game online atau yang lainnya.

  Jadi,sangat banyak faktor anak tidak mengerjakan tugas sekolah.Menurut saya ini adalah waktu yang tepat untuk kerjasama antara guru dan orang tua untuk mendidik anak dengan batas yang wajar.